Syekh Zakaria al-Anshari mendefinisikan Tasawuf sebagai
berikut :
التصوف
علم تعرف به أحوال
تزكية النفس وتصفية الأخلاق
وتعمير الظاهر والباطن لنيل
السعادة الأبدية
Tasawuf adalah sebuah disiplin ilmu untuk mengetahui
cara-cara membersihkan hati dan memuliakan akhlaq serta membangun jiwa dan raga
demi meraih kebahagiaan yang kekal abadi.
Sehingga orang Sufi adalah sebagaimana perkataan Syekh
Muhammad Mitwalli al-Sya’rawi :
إن الصوفي هو الذي
يتقرب إلى الله بفروض
الله ثم يزيدها بسنة
رسول الله من جنس
ما فرض الله وأن
يكون عنده صفاء في
استقبال أقضية العبادة فيكون
صافياً لله، والصفاء هو
أن تصافي الله فيصافيك
الله
Seseorang dikatakan Sufi apabila ia mendekatkan diri kepada
Allah dengan ibadah-ibadah wajib dan sunnat, memiliki kejernihan hati saat
mengabdi sehingga menjadi suci karena Allah. Kesucian yang sesungguhnya adalah
apabila kita mensucikan Allah maka Allah pun mensucikan kita.
Demikianlah sekelumit pengantar bahwasanya ilmu Tasawuf
adalah ilmu yang mulia dan sangat urgen sebagaimana dinyatakan oleh para ulama’
di atas. Adapun istilah Tasawuf yang tidak pernah ada di zaman Rasul dan
Sahabat maka Dr. Muhammad Sa’id Ramadlan al-Buthi mengatakan :
التصوف
إسم حادث لمسمى قديم
إذ إن مسماه لا
يعدو كونه سعيا إلى
تزكية النفس من الأوضار
العالقة به عادة كالحسد
والتكبر وحب الدنيا وحب
الجاه وذلك ابتغاء توجيهها
إلى حب الله عز
وجل والرضا عنه والتوكل
عليه والإخلاص له
Tasawuf memang merupakan istilah baru namun substansinya
sudah lama menjadi anjuran buat kita, sebab Tasawuf tiada lain adalah usaha
untuk mensucikan qolbu dari segala kotoran yang sudah terlanjur melekat seperti
dengki, sombong, cinta dunia dan tahta, dan semua itu dialihkan kepada cinta
Allah, ridho Allah, tawakal kepada Allah serta ikhlas karena dan untuk Allah
Swt. semata.
Memanglah benar para imam-imam mazhab terdahulu tidak
memnulis banyak dan khusus tentang ilmu Tasawuf namun Syekh Abdul-Wahhab al-Sya’rani
Ra. mengatakan :
إِنما لم يضع المجتهدون
في ذلك كتاباً لقلة
الأمراض في أهل عصرهم
وكثرة سلامتهم من الرياء
والنفاق ثم بتقدير عدم
سلامة أهل عصرهم من
ذلك فكان ذلك في
بعض أناس قليلين لا
يكاد يظهر لهم عيب
وكان معظم همة المجتهدين
إِذ ذاك إِنما هو
في جمع الأدلة المنتشرة
في المدائن والثغور مع
أئمة التابعين وتابعيهم التي هي مادة
كل علم وبها يُعرف
موازين جميع الأحكام فكان
ذلك أهم من الإشتغال
بمناقشة بعض أناس في
أعمالهم القلبية
Para imam mujtahid terdahulu tidak banyak menyusun buku
tentang ilmu Tasawuf sebab penyakit hati belum meraja lela saat itu sehingga
yang menajadi konsentrasi mereka adalah mengumpulkan nash-nash dari para
Tabi’in dan Tabi’it-Tabi’in untuk membuat kaidah-kaidah serta menetapkan
hukum-hukum syari’at. Hal itu lebih penting dari pada membahas masalah-masalah
batin yang hanya menimpa sebagian orang saja.
Namun disamping konsentrasi pada ilmu fiqh, imam-imam
tersebut juga sempat menyinggung tentang urgensi Tasawuf disamping fiqh
sebagaimana perkataan pendiri Mazhab Maliki; Imam Malik bin Anas Ra. :
من تصوف ولم يتفقه
فقد تزندق ومن تفقه
ولم يتصوف فقد تفسق
ومن جمع بينهما فقد
تحقق
Barang siapa bertasawuf tanpa bertafaqquh maka ia zindiq,
barang siapa bertafaqquh tanpa bertasawuf maka ia fasiq, dan barang siapa
menggabungkan dua-duanya maka ia telah berhasil (sampai kepada hakekat).
Sedangkan pendiri Mazhab Syafi’i; Imam Muhammad bin Idris
al-Syafi’i Ra. mengatakan :
فقيها وصوفيا فكن ليس
واحدا # فإني وحق الله
إياك أنصح
فذلك قاس لم يذق
قلبه تقى # وهذا جهول
كيف ذو الجهل يصلح
Jadilah Faqih sekaligus Sufi, jangan jadi salah satu..
Demi Allah aku menasehatimu!
Faqih saja, tak bertaqwa, keras hatinya..
Sufi saja, tak berilmu, bagaimana bisa baik selalu?
Adapun pendiri Mazhab Hanbali; Imam Ahmad bin Hanbal Ra.
mengatakan :
عليك بمجالسة هؤلاء القوم
فإنهم زادوا علينا بكثرة
العلم والمراقبة والخشية والزهد وعلو
الهمة، ولا أعلم أقواما
أفضل منهم
Bergaullah dengan kaum Sufi sebab mereka telah memberikan
banyak ilmu, menambah semangat beribadah dan rasa takut kepada Allah,
memudahkan muraqabah serta zuhud, dan menurutku tidak ada golongan yang lebih
mulia dari mereka.
Setelah mengetahui betapa pentingnya bertasawuf maka dapat
disimpulkan bahwasanya Tasawuf hukumnya wajib sebagaimana dinyatakan oleh Imam
Ghazali Ra. :
الدخول
مع الصوفية فرض عين
إذ لا يخلو أحد
من عيب إلا الأنبياء
عليهم الصلاة والسلام
Bergabung dengan kaum Sufi adalah fardu ain sebab tiada
satupun bebas dari cacat hati melainkan para nabi.
Kata Imam Junaid al-Baghdadi Ra. :
إذا أراد الله بعبد
خيرا أوقعه إلى الصوفية
ومنعه صحبة القراء
Bila Allah menghendaki yang baik kepada seorang hamba, Ia
akan menggabungkannya dalam golongan Sufi dan menjauhkannya dari mereka yang
hanya membaca saja!
Perkataan Imam Ghazali dan Imam Junaid dikuatkan lagi oleh
perkataan Syekh Abul-Hasan al-Syadzuli Ra. :
من لم يتغلغل في
علمنا هذا مات مصرا
على الكبائر وهو لا
يشعر
Barang siapa tidak mau mendalami ilmu Tasawuf maka ia akan
mati dalam keadaan penuh dosa besar tanpa ia merasakannya!
Syekh Ahmad al-Qath’ani mengatakan :
فعلم التصوف من أشرف
العلوم الشريفة وأنفع المعارف
السامية المنيقة، رفيع القدر حميد
الأثر، يزكي النفوس ويصقل
القلوب ويهذب الطباع، يسير
بالروح إلى بارئها ويحدو
بها إلى خالقها، يستبدل
الخبيث بالطيب والسيء بالحسن
. وأهله هم أهل الله
وخاصته الدالون عليه تعالى
الواقفون بالإخلاص بين يديه في
الفرق والجمع والعطاء والمنع،
أهل الأدب الرفيع الراقي
والسمو الأخلاقي، طريقهم أصوب الطرق
ومنهجهم الإخلاص والصدق، ولو
جمع عقل كل ذي
عقل وحكمة كل ذي
حكمة ليحسنوا ما هم
عليه ما وجدوا إلى
ذلك طريقا، فقد تشبعت
بواطنهم وظواهرهم بنور الهداية المحمدي،
وما بعده نور ولا
هدى
Ilmu Tasawuf merupakan sebaik-baik ilmu dan pengetahuan yang
paling bermanfaat, paling agung dan paling suci, kedudukannya tinggi,
pengaruhnya terpuji, membersihkan nurani, meneguhkan hati, mendidik prilaku,
membawa jiwa kepada pemiliknya, mengantar cinta kepada penciptanya,
menggantikan yang buruk dengan yang baik, menggantikan yang busuk dengan yang
wangi. Ahli Sufi adalah Ahli Allah, pilihan-pilihan Allah, orang-orang yang
menjadi guide kepada Allah, yang selalu ikhlas dan ridho dalam keadaan apapun;
berpisah, bertemu, diberi ataupun ditolak. Mereka memiliki etika yang tinggi
serta akhlaq yang melangit, jalan mereka adalah jalan yang paling benar, metode
mereka adalah ketulusan dan keikhlasan. Setiap orang berakal dan setiap orang
bijak tidak akan mampu memuji kaum Sufi sebab jiwa-raga mereka telah dipenuhi
cahaya dan petunjuk, dan tidak ada lagi cahaya dan petunjuk setelahnya!
Maulana Syekh Mukhtar Ali Muhammad al-Dusuqi Ra. menguatkan
dan membenarkan semua pernyataan ulama’ di atas, beliau menambahkan bahwasanya
kata Tasawuf berasal dari kata Shafa’ yang artinya kesucian, maka kata Sufi
sebetulnya merupakan fi’il madhi mabni lil-majhul yang artinya disucikan
sebagaimana halnya kata Ufi atau Syufi yang artinya disembuhkan dan kata Nudi
yang artinya dipanggil. Kata shafa’ (kesucian) telah disebutkan dengan jelas
dalam al-Qur’an yang berbunyi :
” يا
مريم إن الله اصطفاك
وطهرك واصطفاك على نساء
العالمين “
Betapa banyak yang keberatan dengan Tasawuf hanya karena
istilahnya tidak ada pada zaman Nabi dan Sahabat, padahal banyak ilmu-ilmu lain
juga yang tidak kita dengar pada zaman Nabi seperti ilmu Manthiq, ilmu Qawafi
wa Arudl, ilmu Asybah wa Naza’ir, ilmu Jarh wa Ta’dil, dll. Mengapa mesti ilmu
Tasawuf saja yang diteror? Perlu diketahui bahwa isi lebih penting dari sekedar
istilah atau nama! Dan ruang lingkup ilmu Tasawuf tidak keluar dari tuntunan
dan tuntutan ajaran islam yang semurni-murninya.
Adapun istilah Thariqah atau Tarekat maka Imam Qusyairi
mengatakan :
الطريقة
هي مجموعة الآداب والأخلاق
والعقائد التي يتمسك بها
طائفة الصوفية
Thariqah tiada lain adalah etika dan akhlaq serta keyakinan
yang dianut oleh kaum sufi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa orang sufi
otomatis berthariqah! Syekh Abu Thalib al-Makki mengatakan :
إن طريق الصوفية عبارة
عن تقديم المجاهدة ومحو
الصفات المذمومة وقطع العلائق كلها
والإقبال بكنه الهمة على
الله تعالى
Tarekat Sufi merupakan sebuah usaha untuk membasmi
sifat-sifat keji dan menembus segala yang menghalangi ke jalan Allah, kemudian
dengan penuh himmah menghadap Allah Swt.
Sedangkan Syekh Abdul-Halim Mahmud Ra. mengatakan :
الطرق الصوفية وسائل لتزكية
النفس وتهذيب الخلق وتحسين
السلوك والسير بالمريد في
طريق الإتباع العملي للرسول
صلى الله عليه وسلم
ليكون مؤمنا حقا ومسلما
صدقا
Tarekat-Tarekat Sufi adalah jalan-jalan yang lurus menuju
penyucian jiwa, perbaikan akhlaq, dan pengamalan yang sempurna terhadap Sunnah
Rasul Saw. agar menjadi orang yang benar-benar muslim dan mukmin.
Adapun Maulana Syekh Mukhtar Ali Muhammad al-Dusuqi Ra.
mendefinisikan Thariqah sebagai berikut :
الطريقة
دعوة إلى الله ورسوله
لإحياء السنة ونبذ البدعة
بالحكمة والموعظة الحسنة ولها شيخ
سيفه ودرعه كتاب الله
وسنة رسوله وتجب على
المريد طاعة الشيخ كطاعة
المأموم للإمام في الصلاة
لا تخلو عن كونها
طاعة لله
Thariqah adalah seruan kepada Allah dan Rasul-Nya untuk
menghidupkan Sunnah dan mengikis Bid’ah dengan Hikmah dan Mau’izah Hasanah, dan
Thariqah dipimpin oleh seorang Syekh yang berpedangkan al-Qur’an dan
berprisaikan Sunnah. Dan wajib bagi seorang murid mentaati dan mengikuti
Syekhnya sebagaimana wajibnya ma’mum mentaati dan mengikuti imamnya dalam
solat, yang mana hal tersebut tidak keluar dari taat kepada Allah Swt.
Adapun sejarah perkembangan dan didirikannya Tarekat-Tarekat
Sufi maka berawal sejak Nabi memberikan lafaz-lafaz dzikir yang berbeda kepada
para sahabat yang kemudian para sahabat (khususnya Imam Abu Bakr dan Imam Ali)
menurunkannya kepada penerus-penerus selanjutnya sehingga golongan yang
berdzikir dengan dzikir Imam Abu Bakr Ra. dinamakan dengan Thariqah
Khalwatiyah, sedangkan golongan yang berdzikir dengan dzikir Imam Ali Ra.
disebut Thariqah Naqsyabandiyah. Selanjutnya pada masa Imam Junaid Ra. kedua
Thariqah tersebut disatukan sampai akhirnya dibenahi kembali dan disempurnakan
pada masa wali kutub yang empat sehingga mulai bercabang banyak namun semuanya
berasalkan dan bertujuankan satu.
Berdirinya Tarekat-Tarekat Sufi akhir zaman ini ibarat
berdirinya sekolah-sekolah dan rumah sakit-rumah sakit, dipandang perlu karena
memperhatikan banyaknya kebodohan dan penyakit, begitu juga setelah maksiat dan
kekotoran hati meraja-lela maka dipandang perlu mendirikan perguruan-perguruan
spiritual oleh para auliya’ yang disebut dengan Thariqah, sebagaimana halnya
juga dengan berdirinya mazhab-mazhab fiqh oleh para imam syari’at pada
masa-masa jauh setelah masa Nabi karena memang dipandang perlu pada masa itu.
Begitu banyak sekolah, madrasah dan universitas yang
didirikan namun tujuannya sama, demikian juga banyaknya rumah sakit yang
didirikan tidak menafikan bahwa tujuannya satu yaitu menyembuhkan orang-orang
sakit, maka banyaknya Tarekat Sufi yang berkembang sampai saat ini juga tidak
berbeda tujuannya yaitu ridho Allah dan Rasul-Nya Saw. Imam al-Bushairi
mengatakan :
فكلهم من رسول الله
ملتمس # غرفا من البحر
أو رشفاً من الديم
Syekh Muhammad Mitwalli al-Sya’rawi mengatakan :
وكل إنسان وصل إلى
الله بطريق من الطرق
أو صيغة من الصيغ
يعتقد أن الطريق الذي
سلكه إلى الله هو
أقصر الطرق ولذلك اختلف
الناس لأن وسائل عبادة
الله متعددة فإذا دخل
إنسان من باب وطريق
وأحس أنه نقله وأوصله
إلى الله بادر إلى
نقله لمن يحب، ومن
هنا فإن معنى أن
هناك طرقا صوفية كثيرة
هو أن أناسا وصلوا
إلى الصفاء من الله
سبحانه وتعالى وجاءتهم الإشراقات
والعلاقات التي تدل على
ذلك في ذواتهم فعلموا
أن الطريق الذي سلكوا
فيه إلى الله صحيح
وكلما زادوا في العبادة
زاد الله في العطاء
Syekh Abdul-Halim Mahmud Ra. juga mengatakan :
يقول السادة الصوفية : التوحيد
واحد والطرق إلى الله
كنفوس بني آدم . ويعني
قولهم هذا هو أن
نتيجة سلوك الصوفية لا
تختلف من قطر لقطر
ولا من زمن لزمن
ولا من شخص لشخص،
إنها التوحيد، توحيد الله سبحانه
في ذاته وتوحيده في
خلقه وتصوفه وفي عنايته
بالكون ورعايته ألا له
الخلق والأمر إليه يرجع
الأمر كله . وإذا كان
التوحيد واحدا وإذا كانت
هذه الحقيقة من طبيعتها
لا تتغير ولا تختلف
فإن طريق القرب من
هذه الناحية طريق تذوقها
اليقين، فالطرق تختلف والثمرة
واحدة . أما السبب في
اختلاف الطرق فهو أن
طبائع الناس وفطرهم مختلفة
يصلح لبعضها ما لا
يصلح للبعض الآخر وقد
يصلح لسلوك طريق ولا
يصلح لسلوك طريق آخر
وقد يصلح طريق لشخص
ولا يصلح لآخر . والناس
منذ أن وجد الناس
يحاولون جهدهم التقرب من
الله لأن في القرب
من الله كمالا ذاتيا
وذلك أن الله هو
الكمال المطلق فالقرب منه
سبحانه قرب من الكمال،
وقد ورد ” تخلقوا بأخلاق
الله ” وورد ” كونوا ربانيين
” والناس كذلك يحاولون جهدهم
القرب من الله لأنه
من كان قريباً من
الله كان الله قريباً
منه بالرعاية والعناية والتوفيق، وسلك الناس طرقا
إلى الله مؤسسة على
الأساس العام وهو الشريعة
. سلك بعضهم طريق الذكر
على الخصوص وسلك بعضهم
طرق الصوم على الخصوص
وسلك بعضهم طرق الصلاة
على الخصوص وهكذا . ونجحت
بعض هذه المسالك في
الوصول إلى القرب من
الله فرسمها من نجحت
معه طريقا وبينها سبيلا
ودعا إليها مسلكا وذاعت
فكانت طريقة صوفية، وهذا
منشأ الطرق . إنها لا
تعدو أن تكون إبرازا
لزاوية معينة من زوايا
الشريعة دون إهمال لسائرها
بل من التمسك بسائرها،
ومن أهمل شريعا من
الشريعة فليس من التصوف
في شيء
Dr. Muhammad Ahmad Darniqah mengatakan :
اختلفت
أسماء الطرق باختلاف أسماء
مؤسسيها كاختلاف أسماء المدارس
والجامعات، والخلافات التي كانت – ولا
تزال – تنحصر في المنهج
التربوي والرسوم العملية فقط
كالزي والأوراد والأحزاب وغيرها . أما الغاية القصوى
من الطرق الصوفية جميعها
تتمثل في غاية خلقية
هي إنكار الذات والصدق
في القول والعمل والصبر
والخشوع ومحبة الغير والتوكل
وتزكية النفس والتقرب إلى
الله وغير ذلك من
الفضائل التي دعا الإسلام
إليها . فقد كان مشايخ
الطرق يطلبون من المريدين
التوبة عن المعاصي والذنوب
والإستجابة لله ولرسوله عليه
الصلاة والسلام واتباع السنة
وكثرة الإستغفار وأداء الواجبات وامتثال
الأوامر واجتناب النواهي والعمل
بالشريعة وتطهير القلب وتزكية
النفس وإصلاح المعتقد، كما
كانوا يلقنونهم الأذكار المأثورة ويحذرونهم
من الآفات الإجتماعية ويحضونهم
على حب الله والسعي
لنيل رضاه وحب الرسول
والصالحين
Syekh Muhammad Utsman Abduh al-Burhani Ra. mengatakan :
ما أبشع ادعاء المبطلين
عندما ينكرون على تعدد
الطرق التي هي مدارس
التصوف ويقولون : إن الله واحد
والدين واحد والرسول صلى
الله عليه وسلم واحد
والسنة واحدة والكتاب واحد
فما هي دواعي التفرقة
؟!؟ وينادون
بأن يجتمع كل المسلمين
على طريقة واحدة، وما
أبلغ الرد عليهم لإحباط
حجتهم وقمع بدعتهم بأن
هذا تطاول على الله،
فالله واحد ورسالات الأنبياء
متعددة، فلماذا لم يرسل
الله رسله برسالة واحدة
شكلا وموضوعا وتتكرر هذه
الرسالة على مر العصور
؟ لكن الله
سبحانه وتعالى جعل لكلٍ
شرعةً ومنهاجا وقال تعالى
: ” ولو شاء ربك لجعل
الناس أمة واحدة ” .. فهذا
طعن في مشيئة الله
سبحانه وتعالى
Sedangkan Maulana Syekh Mukhtar Ra. menambahkan bahwasanya
banyaknya pintu menandakan luasnya rumah, banyaknya keran menandakan banyaknya
air, maka banyaknya Thariqah (jalan menuju Allah) menandakan mudah dan besarnya
rahmat, ampunan dan ridho Allah Swt.
Setelah membaca penjabaran di atas maka dapat disimpulkan
bahwasanya kita semua sangat membutuhkan Tasawuf dan Thariqah untuk dijadikan
pegangan dalam perjalanan spiritual menuju Allah dan Rasul-Nya sebagaimana kita
berpegang kepada sebuah mazhab dalam menjalani syari’at islam.
Seorang bertanya kepada Mufti Mesir; Dr. Ali Jum’ah
al-Syafi’i: Mengapa harus mempelajari akhlaq dan etika serta pembersihan hati
dari ilmu Tasawuf? kenapa tidak langsung saja dari al-Qur’an dan Sunnah? Dr.
Ali Jum’ah menjawab :
هذا كلام ظاهره فيه
الرحمة وباطنه من قبله
العذاب لأننا ما تعلمنا
أركان الصلاة وسننها ومكروهاتها
بقراءة القرآن والسنة وإنما
تعلمنا ذلك من علم
يقال له علم الفقه
صنفه الفقهاء واستنبطوا كل
تلك الأحكام من القرآن
والسنة، فماذا لو خرج
علينا من يقول : نتعلم
الفقه وأحكام الدين من
الكتاب والسنة مباشرة، ولن
تجد عالما واحدا تعلم
الفقه من الكتاب والسنة
مباشرة . وكذلك هناك أشياء
لم تذكر في القرآن
والسنة ولابد من تعلمها
على الشيخ ومشافهته ولا
يصلح فيها الإكتفاء بالكتاب
كعلم التجويد بل والإلتزام
بالمصطلحات الخاصة به، فيقولون
مثلا : المد اللازم ست
حركات، فمن الذي جعل
ذلك المد لازما ؟
وما دليل ذلك ؟
ومن ألزمه للناس ؟
إنهم علماء هذا الفن
. كذلك علم التصوف علم
وضعه علماء التصوف من
أيام الجنيد رضي الله
عنه من القرن الرابع
إلى يومنا هذا
Orang yang mengatakan bahwa belajar dari al-Qur’an dan
Sunnah saja cukup dan lebih baik maka perkataan itu manis di telinga namun
meracuni hati penerimanya, sebab tidak ada dari kita yang mengetahui
rukun-rukun solat, sunnat-sunnta solat maupun makruh-makruh solat langsung dari
Qur’an dan Sunnah, melainkan dari sebuah disiplin ilmu yang disebut ilmu Fiqh
yang telah digagas oleh para ulama’ yang mengistinbath semua hokum tersebut
dari Qur’an dan Hadits. Bagaimana kalau ada yang mengatakan: Jangan belajar hukum-hukum
islam dari ilmu Fiqh tapi belajar langsung dari Qur’an dan Sunnah saja?
Ketahuilah bahwa sekarang tidak ada satupun orang alim yang belajar Fiqh
langsung dari Qur’an dan Sunnah. Ketahui juga bahwa ada beberapa hal yang tidak
dapat diketahui langsung dari Qur’an dan Sunnah, melainkan harus dari seorang
guru, dari buku-pun tidak cukup, seperti ilmu Tajwid dan kaidah-kaidah khasnya,
contohnya: Mad Lazim enam harokat, siapa yang menjadikan mad itu lazim? apa
dalilnya? dan siapa yang melazimkannya kepada kita? Mereka adalah ahli-ahli
ilmu Tajwid. Begitu juga ilmu Tasawuf; sebuah disipiln ilmu yang digagas oleh
ulama’ Tasawuf semenjak masa Imam Junaid pada abad keempat sampai saat ini.
Bila telah disepakati tentang kewajiban bertasawuf dan
bertarekat maka bolehkah bertarekatkan lebih dari satu atau bahkan banyak?
Maulana Syekh Mukhtar Ra. menjawab bahwa hal tersebut tidak boleh sebab seorang
murid laksana pasien yang harus memasuki satu rumah sakit dan mengikuti resep
satu orang dokter, apabila mengkonsumsi banyak obat melalui resep banyak dokter
maka akan over dosis. Begitu juga apabila membaca banyak wirid dari banyak
Syekh maka rohnya bisa berantakan! Apabila mencampur-adukkan banyak mazhab
(talfiq) maka syari’atnya akan kacau! Semua baik dan benar, semua satu tujuan,
namun demi keselamatan kita harus melalui satu jalan saja! Banyak jalan menuju
Jakarta tapi apakah dapat menempuh semua jalan itu dalam satu waktu? Banyak
kendaraan umum menuju Bogor namun apakah dapat menaiki semua kendaraan itu
dalam satu waktu dan satu perjalanan? Di setiap masjid ada imam solat, apakah
dapat menjadi ma’mum di semua masjid itu dalam satu waktu? Banyak sekali
laki-laki di muka bumi ini, apakah boleh seorang perempuan menikahi dua lelaki
saja dalam satu waktu?
Imam Abdul-Wahhab al-Sya’rani Ra. mengatakan :
ومن شأنه أن لا
يكون له إلا شيخ
واحد فلا يجعل له
قط شيخين لأن مبنى
طريق القوم على التوحيد
الخالص
Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi Ra. berkata :
اعلم أنه لا يجوز
لمريد أن يتخذ له
إلا شيخا واحدا لأن
ذلك أعون له في
الطريق وما رأينا مريدا
قط أفلح على يد
شيخين فكما أنه لم
يكن وجود العالَم بين
إلهين ولا المكلف بين
رسولين ولا امرأة بين
زوجين فكذلك المريد لا
يكون بين شيخين
Syekh Abu Yazid al-Busthami Ra. berkata :
من لم يكن له
أستاذ واحد فهو مشرك
في الطريق والمشرك شيخه
الشيطان
Syekh Ali al-Murshefi berkata :
من ابتلي بصحبة شيخين
فأكثر فليجعل شيخه الحقيقي
في حاشية قلبه بجانب
محبة رسول الله صلى
الله عليه وسلم لأنه
نائب عن رسول الله
صلى الله عليه وسلم
في نصح أمته وإرشادهم
إلى طرق الهدى
Dan amat perlu mengamati firman Allah di bawah ini yang
jelas-jelas menganjurkan kita untuk taslim kepada satu orang saja :
” ضرب
الله مثلا رجلا فيه
شركاء متشاكسون ورجلا سلما لرجل
هل يستويان مثلا الحمد
لله بل أكثرهم لا
يعلمون “
Bolehkah pindah tarekat? Boleh-boleh saja dengan
alasan-alasan yang bisa diterima, misalnya syekhnya ternyata tidak benar-benar
syekh yang kamil, atau karena telah menemukan tarekat yang lebih tinggi dan
unggul dan lain sebagainya. Boleh saja pindah rumah sakit atau pindah sekolah
dengan berbagai alasan yang masuk akal, maka boleh juga pindah mazhab atau
tarekat dengan berbagai alasan yang masuk akal dan hati. Yang penting jangan
dicampur-adukkan! Syekh Abdul-Halim Mahmud Ra. mengatakan :
وأما الدخول في طريقة
أخرى بعد ذلك فلا
مانع منه ما دام
الدخول بقلب سليم ورغبة
صادقة في التطهر والتزكي،
وعلى من يريد الدخول
في أي طريقة أن
يقتنع أولا بأهمية هذا
الدخول وأن يصدق في
العزم عليه
Tasawuf dan Tarekat apakah boleh buat semua umur dan semua
orang? atau hanya untuk mereka yang sudah tua, sudah berpendidikan dan sudah
faham syari’at? Perlu diketahui bahwasanya inti Tasawuf dan Thariqah adalah
dzikir, selawat, cinta ahlul-bait, mengikuti wali mursyid dan mengamalkan semua
ajaran islam dengan sebaik-baiknya. Apakah semua itu hanya untuk yang sudah tua
saja? Apakah perintah untuk berdzikir dan berselawat hanya untuk yang sudah
berpendidikan saja? Apakah anak-anak kecil belum boleh mencintai ahlul-bait dan
mengikuti pewaris Rasul? Justru dengan Thariqah-lah kita mengamalkan syari’at
dengan benar dan sempurna!
Oleh karena itu dalam Thariqah terdapat marhalah-marhalah
suluk tertentu untuk masing-masing umur sesuai resep Syekh yang memang ahli di
bidangnya, yang disebut spesialis dzikir (ahli dzikir), Allah berfirman :
” فاسألوا
أهل الذكر إن كنتم
لا تعلمون “
Jangan sekali-kali difahami bahwa Thariqah hanya mengajak
kepada berdiam lama dalam rumah, mengabaikan syari’at dan melalaikan kewajiban sehari-hari!
Thariqah justru menghimbau kepada kejayaan di dunia dan akhirat serta
kesuksesan intlektual maupun spiritual.
Dicatat oleh Abu Haziq, Mohd Hazri bin Hashim bin Yunus bin
Hassan al-Bindany
0 komentar on Pengertian Tasawuf Dan Toriqah Menurut Ulama :
Posting Komentar