Inikah Hadits Qudsi yang Disalah Artikan Oleh Ajaran Manunggaling Kawula Gusti?


Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman: "Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengumumkan perang kepadanya. HambaKu tidak mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang paling Aku sukai dari pada sesuatu yang Aku fardhukan atasnya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan sunnat-sunnat sampai Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku menjadi pandangan yang untuk mendengarnya, penglihatan yang untuk melihatnya, tangan yang untuk menamparnya dan kaki yang untuk berjalan olehnya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar­benat memberinya. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku benar-benar melindunginya. Dan Aku tidak bimbang terhadap sesuatu yang Aku lakukan seperti kebimbanganKu terhadap jiwa hambaKu yang beriman yang mana ia tidak senang mati sedang Aku tidak senang berbuat buruk terhadapnya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Bagian yang ingin saya tanyakan adalah, "Aku adalah pendengaran yang dengannya dia mendengar dan penglihatannya yang dengannya dia melihat dan tangannya yang dengannya dia memukul dan kaki yang dengannya dia berjalan.."

Alhamdulillah....

Makna dari potongan hadits tersebut adalah bahwa seorang hamba yang beriman, jika dia bersungguh-sungguh kepada Allah Ta'ala dalam menjalankan perbuatan-perbuatan yang diwajibkan, kemudian dia juga melaksanakan perbuatan-perbuatan sunnah, maka Tuhannya akan mendekat kepadanya dan mengangkat derajatnya dari derajat keimanan menjadi derajat ihsan. Sehingga orang tersebut beribadah kepada Allah seakan-akan dia melihat-Nya. Hatinya penuh dengan mengenal Tuhannya, mencintai dan mengagunginya, takut dan gentar terhadap-Nya.

Jika hatinya telah penuh dengan itu semua, maka hilanglah ketergantungannya terhadap segala sesuatu selain Allah dan tidak ada ketergantungan hamba terhadap sesuatupun berdasarkan hawa nafsunya. Tidak ada yang dia kehendaki selain apa yang dikehendaki Tuhannya. Maka ketika itu, seorang hamba tidak berucap selain untuk mengingat-Nya, tidak bergerak selain dengan perintah-Nya. Jika dia berbicara, dia berbicara dengan Allah, jika dia mendengar, dia mendengar dengan Allah. Jika dia melihat, dia melihat dengan Allah.

Maksudnya dengan taufik Allah kepada-Nya dalam semua perkara tersebut. Maka dia tidak mendengar selain apa yang Allah cintai, dia tidak melihat selain apa yang Allah ridhai. Tangannya tidak memukul dan kakinya tidak berjalan selain apa yang diridahi Allah sebagai Tuhannya.

Maknanya bukan Allah sebagai aku atau melebur jadi satu.
Bukan Allah sebagai pendengarannya, Allah sebagai penglihatannya dan Allah sebagai tangan dan kakinya, Maha Suci Allah dari pemahaman tersebut, karena Allah Ta'ala berada di atas Arasy, dia Tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. 

Akan tetapi maksud hadits qudsi diatas adalah bahwa Dia memberi taufiq dalam pendengaran, penglihatan, jalannya dan genggamannya. Karena itu, terdapat dalam riwayat lain, Allah Ta'ala berfirman,

فَبِي يَسْمَعُ وَبِي يُبْصِرُ وَبِي يَبْطِشُ وَبِي يَمْشِي

"Dengan-Ku dia mendengar, dengan-Ku dia melihat, dengan-Ku dia memukul, dengan-Ku dia berjalan."

Maksudnya adalah bahwa Dia (Allah) memberinya taufiq dalam seluruh amal dan ucapannya, pendengaran dan penglihatannya. Ditambah pula bahwa Allah akan mengabulkan doanya, jika dia meminta, Allah akan memberikan permintaannya. Jika dia meminta tolong kepada-Nya, Allah akan menolongnya, jika dia minta perlindungan kepada-Nya, maka Dia akan melindunginya." (Jami Ulum wal Hikam, 2/347, Fatawa Nurun Alad-Darb, kaset 10, Syekh Ibn Baz rahimahullah)

Siapa yang memberikan makna selain ini, dia telah berbuat maka dia telah berlaku zalim dan melampui batas terhadap kedudukan Allah serta bertentangan dengan apa yang dikenal dalam percakapan Arab serta apa yang mereka pahami untuk ungkapan seperti itu.

Syekh Ibnu Utsaimin berkata dalam Majmu Fatawanya (1/145), "Anda dapat saksikan bahwa Allah Ta'ala telah menyebutkan adanya yang menyembah dan yang disembah, yang beribadah dan diibadahi, pencinta dan yang dicinta, yang meminta dan yang diminta, yang memberi dan yang diberi, yang memohon perlindungan dengan yang memberikan perlindungan. 

Hadits ini menunjukkan ada dua pihak yang berbeda, yang satu bukan yang lain. Jika demikian halnya, maka sabda beliau, "Aku adalah pendengarannya dan penglihatannya, tangannya dan kakinya." Tidak menunjukkan bahwa sang pencipta adalah bagian dari makhluk, atau bagian dari sifatnya, maha suci Allah dari yang demikian itu.

Wallahu a'lam.

Semoga Bermanfaat!

1 komentar:

Anonim mengatakan... on 12 Mei 2017 pukul 21.37

Jika sudah berbuat skebajikan namun dia tidak mau mengenal tuhanya maka dia lah yang buta...

Sesungguhnya allah tidak terbatas termasuk tidak ada batas dengan mahluk..

Laa maujuda ilallah...

Posting Komentar

Bomber SMS Massal Penambah Referal

GET HELP ( DAPAT BANTUAN ) DARI MMM INDONESIA

FOREX ANTI LOSE ( AKUN ISLAMI-NO SWAP )

 
Letakkan kode iklan disini